Taat itu Kuncinya - Prof. Dr. H. A. Rodi Kartamulja SE., AK., MM



“Tujuan hidup ini tidak lain yaitu “inna sholati wanusuuki wama yahya wama mati lillahi ta’ala”. DariNya dan akan kembali kepadaNya”.


1. Bisa diceritakan kegiatan Bapak sekarang, setelah beberapa waktu dinobatkan sebagai Guru Besar Akuntansi Universitas Borobudur, Jakarta ?
Sekarang ini, saya mengajar, membimbing,dan menguji serta meneliti di beberapa perguruan tinggi. Dengan tetap homebase­-nya di Universitas Borobudur, Jakarta.

2. Apa yang melatarbelakangi Bapak mendalami ilmu akuntansi, tidak yang lain ?
Karena ilmu dasar akuntansi adalah hitung-menghitung, hitung-menghitung adalah matematika, dan saya suka itu. Kemudian, ketika SMU saya memang masuk jurusan PASPAL (Pasti Alam) ditambah lagi mengambil jurusan akuntansi pada waktu kuliah dulu.

3. Bapak berprofesi sebagai seorang akuntan publik. Sejauh apa profesi tersebut mempengaruhi hidup Bapak ?
Guna mengembangkan teori akuntansi yang saya tekuni selama ini, ibarat seorang dokter yang memang seharusnya kaya akan praktek, begitu juga saya. Sejak tahun 1981 berprofesi sebagai akuntan publik membuat saya ingin bersungguh-sungguh mengaplikasikan ilmu akuntansi, sekaligus tentunya ingin menambah income dari profesi yang saya tekuni ini. Jadi, akuntansi itu pada dasarnya adalah ilmu aplikasi.

4. Sebagai salah seorang yang bisa dibilang pakar ekonomi, menurut Bapak bagaimana kondisi ekonomi Indonesia saat ini ?
Kondisi perekonomian di Indonesia saat ini, caut-marut!. Krisis finansial global sangat mempengaruhi Indonesia, mengingat sebagian besar industri kita mengandalkan power dari negara asing. Sebagai contoh, kebutuhan pokok kita terdiri dari 3 golongan, yaitu sandang, pangan, dan papan. Kita tentunya butuh pangan untuk mencerdaskan anak bangsa ini, kita ambil contohnya susu. Perlu kita ketahui, 90 % bahan baku dari industri susu formula di Indonesia itu diimpor dari Australia dan New Zealand.
Kemudian, kita juga membutuhkan sandang berupa pakaian dan kita juga perlu ketahui pabrik tekstil dari garmen di Indonesia, bahan bakunya juga diimpor dari Eropa dan kita harus membayarnya dalam bentuk dollar, sedangkan rupiah kita melambung terus. Akibatnya, karena kita tergantung kepada luar negeri, maka kita tidak bisa setiap saat menaikkan harga. Hal tersebut merupakan aksi-reaksi dollar terhadap rupiah, dimana rupiah tidak bisa mengejar kurs dollar. Setelah itu kita membutuhkan papan untuk tempat berlindung dari panas maupun hujan. Dan perlu diketahui pula, lantai, granit, keramik, dan bahkan genteng di Indonesia diimpor dari Italia, dimana dibeli dengan dollar, dijual dengan rupiah. Maka ujung-ujungnya harga rumah diluar sederhana membumbung tinggi, kecuali rumah sangat sederhana yang bahan bakunya dari batako dan berlantai ubin. Hanya rumah seperti itu yang masih dijangkau oleh masyarakat kecil. Ironisnya lagi, kita memang tidak bisa mengelak dari pengaruh krisis ekonomi global saat ini.

5. Sorotan Bapak terhadap Indonesia terfokus pada BUMN. Mengapa ?
Karena memang BUMN sangat berperan dalam perekonomian di Indonesia. Sebagai contohnya, minyak yang merupakan sumber energi baik untuk bahan bakar dan kebutuhan memasak. Baik Pertamina dan juga Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN) menangani persediaan minyak dalam hal ini. Mengingat ninyak ini merupakan kebutuhan vital bagi rakyat Indonesia.

6. Profesi Bapak erat kaitannya dengan keuangan. Bagaimana cara Bapak menjaga profesionalisme dalam pekerjaan yang Bapak tekuni ?
Kita harus taat, itu kuncinya!. Yakni dengan memenuhi peraturan-peraturan yang diatur oleh pemerintah, sesuai dengan UU yang berlaku di setiap bidang profesinya. Mengingat peran akuntan publik adalah sebagai pelengkap dalam evaluasi laporan keuangan. Jadi, kalau untuk laporannya sendiri, di samping UU tadi, kita juga berpedoman pada standar laporan keuangan dan kode etik profesi, serta standar profesi akuntan publik.

7. Menurut Bapak, apa arti sebuah profesionalisme dalam kerja itu ?
Profesionalisme kerja berarti proses mematuhi pada ketentuan-ketentuan profesi standar akuntansi keuangan, standar profesi akuntan publik, dan etika profesi. Kemudian juga dimana kita bisa percaya diri pada profesi yang kita tekuni, mengingat peran akuntan dalam pekerjaan adalah pandangannya.

8. Dalam menjalani profesi ini, siapa orang yang paling berpengaruh ?
Staf-staf saya yang professional, jika tidak professional, pekerjaan saya tentunya akan kacau-balau. Dalam hal ini, keluarga tidak ikut-ikutan, namun sangat mendukung profesi saya ini pastinya.

9. Mengingat kondisi Indonesia sekarang, cukup banyak investor dalam dan luar negeri yang ragu untuk menanamkan modalnya di perusahaan-perusahaan di Indonesia. Apa tanggapan Bapak mengenai hal tersebut ?
Ragunya itu karena keadaannya. Keadaan ekonomi Indonesia yang tidak stabil ini. Dari segi laporan keuangan, kehidupan perusahaan isn’t survive, semisal merugi terus. Mana mau orang menanamkan uangnya di perusahaan-perusahaan di Indonesia ini. Yang namanya investor itu kan punya uang, punya saham, kasarnya kan seperti itu. Dan yang harus kita lakukan, baik pribadi maupun perusahaan adalah bagaimana bertahan hidup untuk melanjutkan kehidupan.

10. Apa filosofi hidup Bapak ?
Filosofi hidup saya, sederhana saja. Tujuan hidup ini tidak lain yaitu “inna sholati wanusuuki wama yahya wama mati lillahi ta’ala”. DariNya dan akan kembali kepadaNya. Selain itu, saya juga memegang prinsip “Carilah kawan sebanyak-banyaknya dan hindarilah musuh sekecil mungkin”. Ibaratnya, musuh satu kelewat banyak, kawan seribu terlalu sedikit. Yang namanya musuh itu kan tidak pandang bulu, bahkan akan mencoba menghancurkan kita. Selain itu, kiat saya dalam menghadapi masalah adalah jangan pernah lari dari masalah itu, Jangan pernah takut untuk menghadapinya, karena pasti akan ada jalan keluarnya. “Mengatasi masalah tanpa ada masalah”. Jadi menghadapi masalah dengan filosofi makan bubur panas. Dihabiskan dari pinggir ke tengah, jika sudah lama/dingin, maka tidak enak lagi. Oleh karena itu, masalah itu harus sesegera mungkin diselesaikan.

11. Belakangan ini banyak profesi yang ikut terjun di dunia politik. Apakah Bapak memiliki keinginan untuk mengikuti jejak tersebut ?
Tidak ada niat untuk mengarah kesitu sih=). Saya ingat sewaktu kuliah dulu, dosen saya menerangkan politik itu adalah musuh, menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Dan setelah saya buktikan, memang seperti itu, kita lihat saja contohnya Soekarno yang begitu gigih memperjuangkan RI, tetapi lengsernya seperti apa. Disini sejarah yang berbicara. Selain itu, Soeharto, Gusdur, bahkan Megawati, lengsernya tidak dengan terhormat. Mereka itu korban politik . Jadi tidak maulah saya seperti mereka. Cukup jadi orang di belakang layar saja=).

12. Sebagai profil yang mempunyai peran penting dalam menuju Indonesia. Apa rencana dan harapan Bapak untuk Indonesia ke depannya ?
Menuju masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Akan tetapi, itu teoritis sekali dan terlalu ideal untuk mencapai kesitu , karena tidak ada seorangpun di dunia ini yang bisa berbuat adil, tergantung dari segi mana kita memandangnya. Makmur itu kan artinya semua kebutuhan yang kita inginkan bisa kita penuhi dan kekuatan ekonomi kita cukup kok. Tinggal bagaimana cara mengelolanya dengan baik dan benar.

13. Sampai saat ini, Bapak masih aktif di berbagai organisasi profesi yang Bapak geluti, bagaimana cara Bapak membagi waktunya ?
Manajemen waktu prinsipnya. Setiap detik harus bermanfaat, jangan disia-siakan. Karena sehari itu 24 jam, barangkali pembagiannya 8 jam untuk bekerja, 8 jam untuk santai, dan 8 jam untuk tidur.
14. Apa arti keluarga bagi Bapak ?
Arti keluarga, ya..sakinah, mawadah, warohmah. Wahana tempat curhat. Anggota keluarga, contohnya anak-anak saya, saya ibaratkan sebagai teman atau juga rekan bisnis. Di waktu luang, saya kerap keep in touch dengan mereka. Bahkan hampir setiap bulan kami sekeluarga pergi ke Bandar Djakarta untuk makan bersama. Karena memang kebetulan juga salah satu hobi saya adalah berwisata kuliner.

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright by 69plusplus Magazine  |  Template by Blogger